Sabtu, 26 September 2009

Sensus Penduduk 2010 (SP 2010)

Pada tahun 2010 nanti, BPS kembali melaksanakan kegiatan sensus yaitu Sensus Penduduk 2010 (SP 2010). Sensus Penduduk merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perencanaan pembangunan karena data yang didapat berupa data kependudukan yang dapat menggambarkan keadaan penduduk Indonesia hingga wilayah administrasi terkecil.

Sebenarnya kegiatan sensus ini pernah dilaksanakan pada masa sebelum Indonesia merdeka oleh Pemerintah Hindia Belanda yaitu pada tahun 1930. Selanjutnya setelah Indonesia merdeka telah dilakukan 5 kali sensus penduduk, yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000. Sedangkan Sensus Penduduk 2010 adalah sensus ke-6 yang akan dilaksanakan pada tahun 2010. Acuan yang digunakan dalam pelaksanaan Sensus Penduduk adalah UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik, dan Rekomendasi PBB (United Nations).

Sensus Penduduk merupakan suatu rangkaian kegiatan pengambilan “stok” (stock taking) penduduk pada suatu titik waktu tertentu yang mencakup seluruh atau sebagian wilayah geografis suatu negara sejak tahapan persiapan sampai ke publisitas hasilnya. Titik waktu SP2010 adalah 31 Mei 2010 pukul 24.00. Tanggal ini disebut sebagai hari sensus (census date).

Pendataan Sensus Penduduk dilakukan secara door to door pada seluruh penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal dalam wilayah geografis Indonesia, baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak bertempat tinggal tetap. Anggota korps diplomatik negara lain beserta keluarganya, meskipun menetap di wilayah geografis Indonesia, tidak dicakup dalam pencacahan sensus penduduk. Cara pencacahan yang dipakai dalam Sensus Penduduk 2010 adalah kombinasi antara de jure dan de facto. Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap dipakai cara de jure, yaitu dicacah di tempat mereka tinggal secara resmi, sedangkan penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto, yaitu dicacah di tempat dimana mereka ditemukan oleh petugas lapangan sensus.

Pastikan Anda Dihitung!

Uji Coba Pelaksanaan dan Gladi Bersih SP 2010

Pada tahun 2008 dilakukan dua gelombang ujicoba lapangan. Pada Gelombang-1 ujicoba diselenggarakan di tiga propinsi (satu desa/kelurahan untuk setiap propinsi) yaitu Kepulauan Riau, Yogyakarta dan Kalimantan Selatan). Dalam ujicoba ini antara lain dipelajari mekanisme dan proeses pelatihan petugas lapangan, proses pencacahan, organisasi dan mekanisme pengawasan lapangan.

Hasil temuan Gelombang-1 ini dimanfaatkan untuk memperbaiki kuesioner dan buku pedoman serta untuk perencanaan ujicoba Gelombang-2 yang diselenggarakan di tiga propinsi yaitu Jambi, Jakarta dan Salatiga. Semua materi ujicoba Gelombang-1 diujicobakan di Gelobang-2. Berbeda dengan ujicoba Gelombang-1, ujicoba Gelombang-2 memanfaatkan hasil pemetaan terkini yang sebagian berbasis citra satelit.

Uji Coba Kuesioner SP 2010

Pada awal tahun 2008 uji kuesioner SP2010 dilakukan dua kali:

Pertama di Cisarua, tiga kuesioner diujicobakan: kuesioner pendaftaran bangunan dan rumahtangga, pencacahan lengkap dan kuesioner pencacahan sampel. Ujicoba Cisarua menghasilkan dua temuan penting: (1) pengulangan (redundansi) pertanyaan atau variabel dalam kuesioner pencacahan lengkap dan sampel tidak dapat dihindari, dan (2) proses pencacahan lengkap dan sampel dalam waktu yang bersmaan ternyata sangat tidak efisien dan cenderung membingungkan pencacacah maupun responden. Berdasarkan ujicoba Cisarua (dan pertimbangan teknis lainnya), pencacahan sampel dinilai tidak perlu.

Kedua di Garut, hanya satu kuesioner yang diujcobakan yaitu kuesioner pencacahan lengkap (selain kuesioner pendaftaran bangunan dan rumahtangga tentunya). Muatannya mencakup sebagian besar pertanyaan yang sebelumnya tercantum dalam kuesioner pencacahan lengkap maupun sampel. Beberapa pertanyaan yang dinilai tidak operasional (terlalu sulit) atau dianggap cukup memadai dikumpulkan melalui survei rumahtangga. Fokus ujicoba Garut adalah format kuesioner. Temuan penting dari ujicoba ini adalah bahwa model pertanyaan satu kolom untuk satu anggota rumahtangga (model kuesioner SP2000) ternyata tidak operasional karena cenderung diaplikasikan secara tidak disiplin oleh pencacah.

Pengolahan Data Hasil SP 2010

Pengolahan data Sensus Penduduk 2010 (SP2010) mencakup sekitar 65 juta rumah tangga atau setara dengan 380 juta lembar. Besarnya volume kerja dalam waktu yang relatif singkat ini memerlukan teknologi yang dinilai tepat yaitu Intelligent Character Recognition/Optical Mark Reader (ICR/OMR). BPS telah memiliki pengalaman dalam memanfaatkan teknologi ini.

Teknologi pengolahan konvensioal key-in tetap digunakan tetapi dalam skala yang sangat terbatas dan disiapkan terutama untuk mengantisipasi jika ada permasalahan di pusat pengolahan data.

Sistem Pengolahan data SP2010 secara garis besar terdiri dari tiga subsistem pengolahan:

•Pengolahan hasil pendataan informasi pemetaan Blok Sensus (BS) dan relasinya dengan Satuan Lingkungan Setempat (SLS) dijadwalkan selesai akhir tahun 2009. Hasil pengolahan ini akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan pencacahan SP2010, penyusunan subsistem distribusi dokumen sensus, pengolahan beserta diseminasi hasil sensus pada satuan wilayah kecil (small area statistics).

•Pengolahan Angka Sementara SP2010 berdasarkan rekapitulasi hasil pencacahan setiap BS yang menyangkut jumlah bangunan, jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk laki-perempuan seluruh Indonesia. Hasil pengolahan Angka Sementara akan diumumkan pada pidato kenegaraan Presiden tanggal 17 Agustus 2010.

•Pengolahan Angka Final hasil Sensus Penduduk 2010 akan dilakukan di pusat pengolahan yang hasilnya akan didiseminasikan kepada pengguna data pada pertengahan tahun 2011.

Pertanyaan Sensus Penduduk 2010

Sensus Penduduk 2010 (SP2010) akan menggunakan dua jenis daftar pertanyaan (kuesioner) yaitu: Kuesioner L (mendaftar semua bangunan fisik, tempat tinggal dan rumahtangga di semua wilayah pencacahan tanpa kecuali) dan Kuesioner C (untuk mengumpulkan data individu dan anggota rumahtangga, serta keterangan mengenai kondisi dan fasilitas tempat tinggal).


Kuesioner L diharapkan dapat diperoleh data lengkap di seluruh wilayah geografis Indonesia mengenai jumlah bangunan fisik dan jumlah bangunan sensus menurut fungsinya (tempat tinggal, bukan tempat tinggal, campuran). Kuesioner C mencakup sekitar 40 pertanyaan: (1) mengenai keterangan anggota rumahtangga terkait karakteristik dasar demografi (seperti jenis kelamin dan umur), (2) pendidikan, (3) ketenagakerjaan, (4) keterangan sosial-budaya (agama, suku dan bahasa sehari-hari), (5) kelahiran, (6) kematian, (7) migrasi, (5) karakteristik bangunan tempat tinggal (kondisi dan fasilitas). Format kuesioner masih terus disempurnakan melalui berbagai foum diskusi dan ujicoba lapangan

Instrumen dan Metode Pencacahan


Instrumen utama SP2010 berupa dua jenis kuesioner untuk mendaftar bangunan tempat tinggal dan mencacah penduduk secara lengkap. Kuesioner L untuk melakukan pendaftaran bangunan dan rumahtangga. Sedangkan Kuesioner C untuk mengumpulkan data individu penduduk dan rumahtangga. Pertimbangan yang digunakan sebagai dasar pembuatan kuesioner C adalah rekomendasi PBB (UN Recommendations), relevansi dengan MDGs, pengalaman sensus penduduk sebelumnya, pengalaman sensus yang dilaksanakan negara-negara lain, komponen perubahan penduduk, dan variabel yang sesuai hanya jika dikumpulkan melalui pencacahan lengkap (agama, bahasa, suku, kecacatan, arus migrasi, dsb).
Metode pencacahan Sensus Penduduk 1971, 1980, dan 1990 mencakup pencacahan lengkap dan pencacahan sampel. Sedangkan Sensus Penduduk 2000 hanya dilakukan secara lengkap dengan mengumpulkan 15 variabel demografi, sosial dan kegiatan ekonomi penduduk. Pada Sensus Penduduk 2010 pencacahan dilakukan secara lengkap dengan mengumpulkan variabel yang lebih banyak dibandingkan dengan SP2000 yaitu sebanyak 43 variabel.
Berbeda dengan Sensus Penduduk sebelumnya, untuk mencapai akurasi yang tinggi, pencacahan pada SP 2010 akan dilakukan secara tim. Setiap tim terdiri dari 1 orang Koordinator Tim dan 3 (tiga) orang pencacah, dimana setiap tim akan bertanggung jawab menyelesaikan 4-6 Blok Sensus (BS).

Tahapan Kegiatan SP 2010

SP2010 merupakan serangkaian kegiatan besar yang terdiri dari berbagai tahapan kegiatan yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Sedangkan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2009 adalah Pemetaan Wilayah Tahap II, Gladi Bersih Sensus Penduduk 2010, Pilot PES SP2010, Klasifikasi Desa Urban Rural, Persiapan Pengolahan, Publisitas Persiapan SP2010, Persiapan Hardware, software dan perlengkapan lainya untuk SP2010, kemudian Penyusunan Rencana Teknis.

Berbeda dengan kegiatan BPS pada umumnya, Sensus Penduduk adalah kegiatan besar yang membutuhkan peran serta banyak pihak termasuk seluruh komponen masyarakat. Hal ini karena data hasil Sensus Penduduk merupakan data pijakan bagi program-program pemerintah yang berkelanjutan. Merupakan tantangan yang besar bagi BPS untuk dapat memberikan advokasi kepada masyarakat agar mendukung semua tahapan kegiatan SP2010 dan memastikan bahwa data SP2010 merupakan sumber data dasar kependudukan yang kredibel.

Manfaat Sensus Penduduk 2010

Data SP2010 mempunyai kegunaan strategis secara internal sebagai: koreksi dan pengendali data kependudukan, basis proyeksi penduduk dekade 2010-an, basis untuk pemutakhiran dan pengembangan KCI survei rumah tangga decade 2010-an, dan basis pembangunan statistik wilayah kecil. Secara eksternal data SP2010 digunakan sebagai: basis pembangunan statistik administrasi kependudukan dan evaluasi pencapaian sasaran pembangunan global.

Informasi Umum Sensus Penduduk 2010


Indonesia kini sedang mempersiapkan sensus penduduk modern yang keenam yang akan diselenggarakan pada tahun 2010. Sensus-sensus penduduk sebelumnya diselenggarakan pada tahun-tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan 2000.

Menurut Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205.1 juta jiwa, menempatkan Indonesia sebagai negara ke-empat terbesar setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Sekitar 121 juta atau 60.1 persen di antaranya tinggal di pulau Jawa, pulau yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan 103 jiwa per kilometer per segi. Penduduk Indonesia tahun 2010 diperkirakan sekitar 234.2 juta.

Dalam Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang akan datang diperkirakan akan dicacah penduduk yang bertempat tinggal di sekitar 65 juta rumahtangga. Untuk keperluan pencacahan ini akan dipekerjakan sekitar 600 ribu pencacah yang diharapkan berasal dari wilayah setempat sehingga mengenali wilayah kerjanya secara baik. Pencacah dilatih secara intensif selama tiga hari sebelum diterjunkan ke lapangan.

Dalam SP2010 akan diajukan sekitar 40 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumahtangga dan keterangan individu anggota rumahtangga. Format dan isi daftar pertanyaan atau Kuesioner SP2010 disusun dengan mempertimbangkan rekomendasi PBB yang relevan serta dapat diterapkan di lapangan.

Puncak kegiatan SP2010 berupa kegiatan pencacahan penduduk di semua wilayah geografis Indonesia secara serempak selama bulan Mei 2010 (Bulan Sensus). Pada 31 Mei 2010 akan dilakukan pembaharuan hasil pencacahan secara serempak dengan mencatat kejadian kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk yang terjadi selama Bulan Sensus dan menyisir serta mencatat penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap (homeless). Tanggal 31 Mei 2010 merupakan Hari Sensus artinya data SP2010 yang dihasilkan merujuk pada hari sensus tersebut.

Data SP2010 diharapkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang antara lain mencakup:

  1. memperbaharui data dasar kependudukan sampai ke wilayah unit administrasi terkecil (desa)
  2. mengevaluasi kinerja pencapaian sasaran pembangunan milenium (Milenium Development Goal, MDGs),
  3. menyiapkan basis pengembangan statistik wilayah kecil,
  4. menyiapkan data dasar untuk keperluan proyeksi penduduk setelah tahun 2010,
  5. mengembangkan kerangka sampel untuk keperluan survei-survei selama kurun 2010-2020,
  6. basis pembangunan registrasi penduduk dan pengembangan sistem administrasi kependudukan.